Bila penelitian tersebut berhasil, peran Robot Athlete akan memudahkan para ilmuwan NASA dalam melakukan penelitian. Sehingga, ilmuwan dapat mengkontrol Robot Athlete melakukan tugasnya, melalui sebuah layar yang langsung terhubung dengan Robot. Pengembangan Robot untuk membantu para ilmuwan melakukan penelitian di luar angkasa, terus dilakukan oleh NASA .
Hal ini dilakukan agar si Robot tersebut dapat melakukan tugasnya secara maksimal saat mengeksplorasi ruang angkasa. Kaki yang ada pada Robot ATHLETE berjumlah enam buah, yang dapat berjalan di permukaan daratan bermedan kasar berbatu. Bila menemukan daratan berpasir, roda pada kaki Robot ATHLETE akan dikunci sehingga bisa berjalan di pasir. Hebatnya lagi, Robot ATHLETE ini bisa mendaki dan menggali. Selain itu, Robot ini dilengkapi dengan 12 ‘mata’, yang bisa memberikan gambaran akan permukaan daratan yang dijajakinya kepada para ilmuwan. Gambaran tersebut tersaji dalam bentuk tiga dimensi seperti game di Microsoft Xbox.
Para insinyur di Jet Propulsion Laboratory (JPL) telah menguji ATHLETE dengan serangkaian tes, termasuk di jalan tanah di lingkungan JPL di California, Amerika Serikat. Para insinyur itu bahkan membuat video musik, dimana Robot penjelajah itu terlihat seperti menari. ATHLETE adalah prototipe Robot yang kelak bisa mengangkut manusia dan kargo di permukaan Bulan dan Mars.
Prototipe ATHLETE memiliki tinggi sekitar 15 kaki (4,5 m), lebar 15 kaki (4,5 m), dan berat sekitar 2,5 ton. Robot ini bergerak relatif lambat, dengan kecepatan tertinggi sekitar 1,25 mph atau 2 kilometer per jam. Konsep ATHLETE adalah dek kargo yang dibawa oleh enam roda yang berada di masing-masing ‘tungkai’ yang bisa dikonfigurasi.
Menurut Pendiri Komunitas Robot Adiatmo Rahardi, NASA ingin menguji kemampuan Robot penjelajah bulan untuk memenuhi target NASA, setidaknya mampu melakukan perjalanan 25 mil (40 km) selama 14 hari dengan kekuatannya sendiri.
Advertisement